Sunday, 22 June 2014

BAB 3. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

BAB 3. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

        A.    PENDEKATAN KESUSASTRAAN
IBD dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. The humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai sebagai homo humanus.
Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebagainya. Ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan. Ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Hampir disetiap jaman, seni termasuk sastra yang memegang peranan penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan. Seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, karena itu seni lebih mudah berkomunikasi dan nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampainnya.
Sastra mempunyai peranan yang sangat penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Bahasa berkemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Hal inilah  yang mempermudah sastra untuk berkomunikasi. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.
IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Orientasi the Humanities adalah ilmu dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities dan mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.

B.      ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa sering diterjemahkan menjadi kisah rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
                Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
a.       Prosa lama, meliputi:
-          Dongeng-dongeng
-          Hikayat
-          Sejarah
-          Epos
-          Cerita pelipur lara
b.      Prosa baru, meliputi:
-          Carita pendek
-          Roman/novel
-          Biografi
-          Kisah
-          Otobiografi

C.      NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Prosa memunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Nilai-nilai tersebut antara lain:
1.       Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman seperti mengalami sendiri peristiwa tersebut atau kejadian yang dikisahkan.
2.       Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia.
3.       Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi dan merupakan sarana bagi pemindahan yanv tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4.       Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu.

Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua yaitu karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Sedangkan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
Kedua macam karya sastra itu selalu menyampaikan masalah. Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya.
Ilmu Budaya Dasar menitik beratkan pada manusia dengan segala persoalnnya. Manusia dan cinta kasih, manudia dan keindahan, manudia dan penderitaan, manusia dan keadilan, manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab serta pengabdian, manusia dan kegelisahan, manusia dan harapan. Salah satu contohnya dapat terlihat dari dongeng Mahabrata dan Ramayana atau cerita dalam buku Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.

D.      ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsure dari kebudayaan. Jika diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
1.   Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alerogi, dsb sehinnga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan member kejelasan gambaran angan.
2.       Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.  Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasa tertenti, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.     Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.     Pengulangan, berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Adapun alas an-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar yaitu:
1.       Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2.       Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
Melalui puisi sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia.
3.       Puisi dan keinsyafan sosial
Secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
-          Penderitaan atas ketidak adilan
-          Perjuangan untuk kekuasaan
-          Konflik dengan sesamanya
-          Pemberontakan terhadap hukum Tuhan


Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih. Contohnya puisi “episode” karangan Rendra yang melukiskan betapa kemesraan cinta begitu merasuk kedalam jiwa dua manusia yang sedang menjalin cinta.

No comments:

Post a Comment